Udah lama ga berkunjung ke lapas sukamiskin tadi siang baru
kesana lagi tapi saya ngerasa ga asing karna dulu aku pernah PKL disana selama
1 bulan. Seperti biasa ketika awal masuk gerbang kita harus ijin sama petugas
yang ada di gerbang depan dengan memberitahukan identitas dan maksud kedatangan
kita kesana,setelah itu kita baru diijinkan masuk dengan syarat ga boleh bawa
HP dan harus meninggalkan KTP yg akan disimpan di loker khusus yg berada di
ruangan petugas,sesudah itu kita baru diijinkan masuk kedalam gerbang
berikutnya,gerbang ini adalah gerbang ke2 yg dilokasi tersebut terdapat kantor”
dan ruangan untuk menjenguk narapidana,lalu kami berjalan menuju ruangan
bimkemasy (bimbingan kemasyarakatan) di ruangan ini kami harus ijin lagi dan
menjelaskan maksud tujuan kedatangan kami serta menjelaskan prosedur penelitian
di lapas juga menanyakan hal” apa saja yg kami butuhkan,setelah smuanya jelas kami
baru diijinkan bertemu langsung dengan napi tentunya dengan didampingi petugas,
itupun harus melalui gerbang ke3 yg di wilayah itu dipenuhi CC TV . Dulu ketika
pertama kali datang ke Lapas perasaan saya campur aduk,seneng,takut,penasaran
dll.. apalagi ketika pertama kali melakukan wawancara langsung dengan
narapidana,sumpah serem n takut bgt karna tiap napi memiliki latar belakang
kasus yg berbeda-beda,ada kasus tipikor (korupsi),pembunuhan,perampokan,pelecehan
seksual,KDRT (kekerasan dalam rumah tangga),KDA (kekerasann terhadap anak),
dll.
Kebetulan waktu itu napi yg saya wawancara sekitar 10
orang,dengan kasus yg berbeda juga,yaitu: pembunuhan,pelecehan seksual,KDA,perampokan,tipikor
dan curanmor. Ada eberapa diantara mereka yg jujur menceritakan semuanya dari
awal smpe akhir,ada juga beberapa diantara mereka yg ga jujur karna ketika di
cek lagi ke bagian administrasi ternyata kasusnya beda ataupun ada yg memutar
balikan cerita,tapi bagaimanapun dan
apapun alasan mereka,mereka tetap orang” berani,mereka berani bertanggung jawab
dan berani menghadapi kenyataan karna banyak dari mereka yg kabur dan
melakukan bunuh diri ketika baru beberapa hari saja berada di lapas,bukankah
itu sebuah kepengecutan?? Saya salut sama narapidana yang bertahan di dalam
lapas hingga masa hukuman mereka habis dan kembali kepada masyarakat. Saya merasa
sedih mendengar cerita para narapidana ketika mereka masuk lapas mereka
ditinggalkan oleh keluarga dan anak”nya,istrinya minta cerai dan tidak tau keberadaan anaknya bahkan tidak ada kabar sama
sekali,tapi tidak sedikit juga yg masih diperhatikan olah kelurganya dan sering
dijenguk. Berdasarkan penelitian waktu itu para narapidana merasa bersyukur
masuk lapas karna selama di lapas mereka benar” di bina dari segi
mental,keagamaan,sosial,keterampilan dll. Apalagi lapas sukamiskin merupakan
lapas percontohan seindonesia apalagi dengan fasilitas yg begitu lengkap. Banyak
diantara mereka yang tadinya ga bisa baca quran jadi bisa baca quran,yang
tadinya ga punya keterampilan jadi punya keterampilan khususnya dibidang kerja
karna diharapkan setelah napi keluar mereka memiliki keahlian untuk bekerja.seperti
diadakannya keterampilan menjahit,kaligrafi,pangkas rambut,percetakan,membuat layang-layang,perkebunan,pertanian
dll. Pesan
dari mereka adalah hati-hati hal sekecil apapun bisa diperkarakan dan tetap
Bersyukur.